Sabtu, 23 Juli 2011

Lima Kota Rock n Roll di Inggris

INGGRIS dalam peta musik dunia memainkan peranan yang penting. Banyak band ternama lahir di negeri Putri Diana itu. Saat berlibur ke sana, Anda bisa mampir ke beberapa kota berikut ini, untuk mengetahui sejarah band-band besar seperti Sex Pistols, Rolling Stones, Black Sabbath, Beatles, Arctic Monkeys, dan banyak lagi.

1. London

Montagu Square nomor 34, di Marylebone, adalah kuil rock n roll sejati. Ini adalah rumah Ringo Starr dan tempat di mana John Lennon pertama kali tinggal bersama Yoko Ono. Di ruang bawah tanahnya Paul juga merekam versi demo Eleanor Rigby di sebuah studio sementara.

Daerah London lainnya yang juga menjadi sumber inspirasi lagu adalah west London, yang mendorong Joe Strummer dari The Clash menulis Burning London (1977) setelah mondar-mandir pada malam yang membosankan di jalanan. Petikan lagunya, "There was nothing to do in those days. Television stopped at 11pm, all bars stopped at 11pm, and that was it... I was walking around a lot in West London, and 'London's Burning' came to me all at once".

Juga daerah yang terkenal adalah Highgate Hill yang disebutkan oleh Ray Davies di lagu London Song (1998): "If you're ever up on Highgate Hill on a clear day, you can see right down to Leicester Square" and Battersea.

2. Manchester

Central venue the Free Trade Hall, di Peter Street (sekarang Radisson Edwardian Hotel), pernah mengadakan dua konser yang masuk ke dalam legenda rock n roll. Salah satunya pada awal Juni 1976, saat Sex Pistols bermain di ruang atasnya. Pertunjukan ini, dikatakan mempunyai peran penting dalam gerakan punk dan gelombang baru. Di antara penonton yang hadir saat itu ada Mick Hucknall dari Simply Red.

Pertunjukan legendaris lainnya berlangsung satu dekade sebelumnya, pada 1966, dan masih di tempat yang sama. Ketika itu Bob Dylan melakukan tindakan kontroversial karena beralih dari akustik folk ke gitar listrik.

3. Dartford

Mick Jagger dan Keith Richards lahir di rumah sakit yang sama, Rumah Sakit Dartford Livingstone di East Hill pada 1943 dengan hanya terpaut lima bulan. Jagger yang suka bermain basket adalah anak dari golongan kelas menengah, sedangkan Richards yang nakal berasal dari keluarga kelas pekerja.

Richards menghabiskan tahun-tahun awalnya di 33 Chastillian Road, tidak jauh dari rumah masa kecil Jagger di 39 Denver Road. Mereka pertama kali bertemu di taman bermain di Wentworth County Primary School.

Beberapa tahun kemudian, mereka bertemu kembali saat menginjak remaja pada 1961. Pertemuan keduanya terjadi ketika naik kereta api yang sama di stasiun Dartford. Mereka samar-samar mengaku pernah bertemu dan tidak disangka keduanya yang kemudian berada di satu atap Rolling Stones, sebuah banda rock n roll legendaris.

4. Sheffield

Def Leppard melakukan atraksi pertama mereka pada 1977 di pabrik sendok tua di Bramall Lane, Sheffield. Selain itu pada umur 15, Jarvis Cocker membentuk Pulp, sebuah band rock alternatif pada 1978 di Sheffield City School, di Stradbroke Road.

Di pusat kota juga ada live musik setiap malam minggu di The Boardwalk di Snig Hill. Ini adalah sebuah tempat kecil yang intim namun mempunyai sejarah besar. Pada inkarnasi sebelumnya, Black Swan dan The Clash juga memainkan pertunjukan live pertama mereka, pada Juli 1976.

Sorotan terkemuka lainnya di dunia musik Sheffield adalah klub Leadmill, di Leadmill Road. Ada juga sebuah pub anggur, di Trippett Lane yang menampilkan debut lokal Arctic Monkeys pada Juni 2003. Alex Turner dan Jamie Cook (anggota band Arctic Monkeys) tumbuh bersama di pinggiran High Green. Mereka bertemu dengan anggota band lainnya di Stocksbridge High School, beberapa mil barat laut Sheffield.

5. Birmingham

Black Sabbath berasal dari Aston, sebuah daerah di Birmingham. Dari sini, empat pemuda kelas pekerja melihat heavy rock sebagai alternatif untuk hidup dan melewati waktu bekerja di pabrik. Gitaris kidal Tony Lommi bahkan bekerja di pabrik logam berat.

Untuk menghormati sang vokalis Black Sabbath, Ozzy Osbourne, Anda bisa minum di The Arms Barton, di Aston's High Street. Bangunan yang menaunginya dahulu merupakan tempat Ozzy minum pada masa awal Black Sabbath.

Birmingham juga menjadi lahan subur bagi kemunculan band selama 1960-an seperti The Moody Blues, The Spencer Davis Group, The Fortunes, The Move, Electric Light Orchestra dan pada 1978, Duran Duran.(MI/*)

George Harrison 'N' World Music

Sungguh sebuah kejutan ketika George Harrison belajar sitar kepada Ravi Shankar, tahun 1966. Ravi Shankar adalah virtuoso musik etnik dari timur, sementara sang murid adalah lead guitar The Beatles, band rock n’ roll legendaris Inggris. Ada apa gerangan dengan George?

Pada 1967, ketika The Beatles merilis album “Sgt. Pepper’s Lonely Hearts Club Band”, terdapat satu single manis berlatar musik etnik ciptaan George Harrison, “Within U Without U”, yang konon terinspirasi dari kultur musik timur, India.

“Within U Without U” dibuka dengan bunyi sitar George Harrison yang menggema dan legato di tengahnya. Lalu disambut dengan bunyi tabla dan tambora. Kemudian, diisi dengan vokal George Harrison sendiri yang serasa “mendayu”, dengan penggunaan melodi-melodi “sargam” di sepanjang lagu.

Lagu ini bahkan pernah direkam kembali oleh Oasis, band asal Manchester. Lantas, pertanyaannya ialah apakah “Within U Without U” yang idiom musiknya terinspirasi budaya India dan Hindu itu termasuk bagian dari genre “World Music”? Sebentar… Mari menyimak sekilas sejarah kemunculan “World Music” dulu.

World Music

Istilah “World Music” pertama kali dipopulerkan pada tahun 1960-an oleh etnomusikolog Robert Robert E. Brown. Istilah ini muncul untuk menyebutkan genre musik yang menggunakan ornamen-ornamen dan model musik etnik dunia, Afrika awalnya.

“World Music” semakin popoler ketika ketika “World Music Day” digelar di Prancis, 21 Juni 1982 (hari itu kemudian diabadikan sebagai hari musik sedunia). Salah satu album yang menjadi sorotan saat itu adalah milik Paul Simon, “Graceland” yang dirilis pada 1986. Konsepnya menggunakan ornamen-ornamen musik dari Afrika Selatan, juga melibatkan Ladysmith Black Mambo dan Savuka.

Demikian juga halnya proyek yang dikerjakan Peter Gabriel (eks-frontman band Genesis) dan Johnny Clegg, semisal: “Asimbonanga”, single yang mengadopsi musik dari kultur Afrika.

“Concert for Bangladesh”

Pada gelaran “International Seminar and Workshop on Musical Composition” yang diselenggarakan oleh UNIMED bekerjasama dengan Rumah Musik Suarasama Medan, Selasa 18 November hingga Rabu 19 November silam, pembahasan mengenai “World Music” pun tak lepas dari pembahasan.

Seperti dikutip dari wawancara Radio France Internationale, France tahun 1998, Irwansyah Harahap dan Jerome Samuel menjelaskan istilah “World Music” mulai muncul dan dipopulerkan ketika musisi dari barat (western) terinspirasi oleh musik dari beberapa etnis di seluruh dunia (non-western).

Pada perkembangannya tak sedikit pemusik barat yang mulai bekerjasama membuat musik dengan beberapa musisi dari Afrika dan Asia. Musik itu kemudian tercipta untuk mewakili musik yang ada di seluruh dunia. Bahkan, ketertarikan itu kemudian muncul dari beberapa musisi yang sebelumnya berkiprah di genre pop dan rock.

Nah, jika demikian, barangkali ada benarnya jika George Harrison adalah salah satu ikon pop dan rock n’ roll yang telah serta merta mempopulerkan “World Music”. Bisa kita lihat, misalnya, ketika ia bersama Ravi Shankar juga merilis album yang berlatar etnik timur, India.

“Chants of India” yang dirilis pada tahun 1997 merupakan sebuah proyek fenomenal George Harrison dengan Ravi Shankar, yang dijuluki sebagai “The Godfather of World Music” dari timur itu.

Yang lebih dahsyat ialah ketika George Harrison dan Ravi Shankar menggagas dan menggelar “Concert for Bangladesh” yang digelar di New York’s Madison Square, 1 Agustus 1971 yang dipadati sekitar 40.000 penonton.

Konser yang digelar untuk membantu para pengungsi semasa Perang Pembebasan Bangladesh itu dibuka oleh permainan sitar Ravi Shankar. Konser ini juga melibatkan musisi-musisi besar seperti Bob Dylan, Eric Clapton, Leon Russel, Badginger, Billy Preston dan drumer Ringo Star, drumer The Beatles.

“I Hate World Music“

Namun, pelabelan “World Music“ sendiri tak lepas dari kritik. Apalagi ketika istilah itu disetarakan dengan istilah “Etnic Music“. Masalahnya, jika musik dari Eropa yang juga berlatar dari etnik atau kultur Eropa disebut sebagai musik etnik, tentu telah terjadi ketidakseimbangan.

Jika musik non-western dikatakan musik etnik, lantas bagaimana pula pemusik non-western menyebut musik western (musik klasik misalnya), dari kultur (etnik) Eropa. Istilah itu justru akan seperti melecehkan musik dari non-western (atau negara dunia ketiga).

Ini seperti yang pernah dikomentari Ravi Shankar suatu kali.

“Sebenarnya kalau dikatakan musik etnis tidak juga. Karena, istilah itu seakan-akan merendahkan. Istilah ’trans-cultural music’ atau ’inter-cultural’ lebih tepat,“ kata Irwansyah Harahap, etnomusikolog yang secara serius pernah mendalami musik di University of Washington Seattle, AS.

Irwansyah mendukung argumennya dengan menjelaskan komposisi musik “Here and There“, yang ia garap bersama Rumah Musik Suarasama. Musik ini sendiri ditulis dengan mengadaptasi idiom musik gambus Melayu, Arab dan India dengan menggunakan notasi musik “sargam“ dari India/Pakistan. Dan pernah dipertunjukan secara akbar pada perhelatan “Yogyakarta Gamelan Festival 1998“.

Salah satu musisi yang cukup keras menentang istilah “World Music” adalah David Byne. Kritik tajamnya ia kemukakan dalam artikelnya “I Hate Wold Music” yang diterbitkan di harian The New York Times, 3 Oktober 1999.

“Mengapa saya benci istilah itu? Karena istilah itu mengkelas-kelaskan segalanya dari hal yang bukan bagian dari ‘kita’ menjadi ‘mereka’,” tulisnya.

Ya, apa pun ceritanya, “World Music” tak boleh dipungkiri telah menjadi bagian dari sejarah musik di dunia sejak dimulai sejak era “Abad Pertengahan” (Middle Age), “Baroque”, Renaisains, Romantis. Sepanjang manusia masih ada, begitu juga musik akan hidup dan tumbuh.*

Minggu, 17 Juli 2011

Converse Slideshow

Converse Slideshow: "TripAdvisor™ TripWow ★ Converse Slideshow ★ to Converse. Stunning free travel slideshows on TripAdvisor"

Queen

Lagu legendaries Queen yang berjudul “Boheyman Rhapsody”. Pecinta rock tahun 1970-1990-an mana yang tak kenal lagu itu? begitu pula hit lainnya macam “I Want To Break Free” “We Will Rock You” atau “We Are The Champion” lagu yang terakhir kerap dinyanyikan para suporter sepakbola yang klubnya menjuarai turnamen atau kompetisi.
Jelas tidak ada yang meragukan kelegendarisan band yang dibentuk tahun 1970-an dengan formasi Freddie Mercury (Vokal), Brian May (Gitar), John Deacon (Bass) dan Roger Taylor (Drum). Bahkan menurut The Guinnes Book Of Record, album-album Queen bertahan selama 1.332 minggu atau 27 tahun pada tangga lagu di inggris. Bahkan legenda semacam The Beatles dan Elvis Presley pun tak bisa menandinginya. Bahkan pada tahun 2005, dengan nama Queen+Paul Rodgers (personel lama tinggal Brian May dan Roger Taylor), album Queen masih menduduki tangga lagu di inggris pada waktu yang lama. Tapi dengan semua prestasi itu Queen juga merupakan salah satu legenda music yang tak sekalipun mengangkat topi Grammy Awards.

Queen Biography
Tahun 1973, dua tahun setelah band itu terbentuk, Queen baru membuat album dalam naungan label EMI. Album perdana bertajuk Queen, disusul setahun berikutnya album Queen II. Keduanya sama-sama menangguk sukses. Hanya saja, sukses terbesar secara internasional baru ketika mereka merilis album Sheer Heart Attack (1974) dan Night At The Opera(1975). Selanjutnya kesuksesan demi kesuksesan mereka tengguk. Tercatat mereka merilis 15 album studio, 5 album live dan banyak album kompilasi.
Meskipun tak pernah bubar, sejak kematian Mercury (1991) dan pengunuran diri Deacon(1997), dua personel tersisa hanya sesekali tampil dalam acara yang menghadirkan banyak band. Baru seteah menggandeng Paul Rodgers dengan nama Band Queen+Paul Rodgers(2004-2009),mereka kembali sering tampil, itu membuktikan bahwa queen tak pernah mati sebagai band.
Apa yang menyebabkan Queen melegenda? Beberapa pengamat music mengatakan itu karena mereka memainkan komposisi music yang beraras pada beragam genre yang sebelumnya. Sebut saja Heavy Metal, Hard Rock, Pop Rock, Disko Dansa, Progresive Rock, Blues Rock, Rock Psikodelik. liriknya pun menyuratkan keberagaman genre dari Rock, Country, Ragtime, Opera, Gospel, Vaudeville hingga Folk. Yang paling fenomenal dari karya mereka adalah pelibatan penonton ke dalam lagu mereka. Itu hal tersebut belum pernah dilakukan kelompok band lain contohnya lagu “We Will Rock You” dan”We Are The Champions”.

Kematian Tragis Mercury

queen
Selama tahun 1988, kemunculan Mercury yang jarang memunculkan rumor bahwa penyanyi Queen itu mengidap AIDS. Dalam berbagai kesempatan, yang bersangkutan menyangkal bahwa dirinya hanya terlalu “kelelahan” dan sibuk untuk meladeni wawancara. Di sela-sela rumor itu Queen tetap produktif mengeluarkan album The Miracles dan Inuendo yang telah direkam pada tahun 1990 tapi baru dirilis setahun berikutnya karena terhambat oleh kesehatan Mercury. Meski kesehatannya terus memburuk Mercury masih dan berkontribusi saat bandnya mengeluarkan kompilasi hit berjudul Greatest Hits II pada oktober 1991.
Namun pada 23 November 1991 Mercury meninggal yang dilaporkan karena AIDS. Tapi 24 jam berikutnya ada sedikit ralat bahwa ia meninggal karena pneumonia bronchial yang disebabkan AIDS. Upacara pemakamannya bersifat pribadi dalam tata cara agama Zoroaster yang dianut keluarganya. Yang jelas dari empat dari empat personel Queen Freddy Mercury memang paling menonjol, disusul popularitas Brian May yang terutama setelah kematian kawannya itu. Kematian itu tentu saja sangat berpengaruh pada Queen meskipun mereka tetap produktif hingga Deacon sang Drumer mundur pada tahun 1997.
Yang tak bisa dipungkiri, aksi Mercury di panggung tak pernah lepas dari ingatan fans Queen. Simpati terus mengalir kepadanya, juga banyak dari musikus lain. Dengar saja omongan Brian May mengenai Mercury : “..sepanjang waktu kamu mengenal Mercury sebagai sosok besar dan mumpuni, kami selalu mengaguminya” Bahkan, May pernah membuat single yang konon ditujukan untuk dirinya yang berjudul “Too Much Love Will Kill You

Old Queen
Momen paling spektakuler adalah konser yang didedikasikan untuknya pada 20 April 1992 yang bertajuk The Freddy Mercury Tribute Concert yang diadakan di stadion Wembley, London. Lihat saja yang tampil saat itu Def Lepard, Lisa Stansfield, Elton John, David Bowie, Robert Plan, Tony Iommi, Annie Lennox, Guns n Roses, Extreme, Roger Daltrey, George Michael, Ian Hunter, Mick Ronson, Zucchero, Metallica, Lisa Minnelli, Elizabeth Taylor, dan Spinal Tap, dan tentu saja tiga personel Queen yang tersisa.
Itu bukan saja konser dedikasi luar biasa kepada seseorang yang telah meninggal, catat saja konser yang ditayangkan televisi itu ditonton sekitar 1,2 miliar orang. Pantas saja The Guinnes Book Of Record20 juta poundsterlingAIDS. mencatatnya sebagai “konser paling menguntungkan dari para bintang Rock”. terkumpul yang selanjutnya didonasikan untuk penderita

Sabtu, 16 Juli 2011

Realita Cinta n' Rock n' Roll Slideshow

Realita Cinta n' Rock n' Roll Slideshow: "TripAdvisor™ TripWow ★ Realita Cinta n' Rock n' Roll Slideshow ★ to Kendari. Stunning free travel slideshows on TripAdvisor"

30 Tahun Tewasnya John Lennon

30 Tahun Tewasnya John Lennon, pasti semua penggemar musik kenal nama John Lennon apalagi penggemar musik grup The Beatles pastilah kenal nama tersebut. Tak terasa sekarang sudah 30 Tahun Tewasnya John Lennon
John Winston Ono Lennon, MBE (9 October 1940 – 8 December 1980) was an English musician and singer-songwriter who rose to worldwide fame as one of the founding members of The Beatles and, with Paul McCartney, formed one of the most successful songwriting partnerships of the 20th century. Born and raised in Liverpool, Lennon became involved as a teenager in the skiffle craze; his first band, The Quarrymen, evolved into The Beatles in 1960. As the group disintegrated towards the end of the decade, Lennon embarked on a solo career that would produce the critically acclaimed albums John Lennon/Plastic Ono Band and Imagine, and iconic songs such as “Give Peace a Chance” and “Imagine”. Lennon disengaged himself from the music business in 1975 to devote time to his family, but re-emerged in 1980 with a new album, Double Fantasy. He was murdered three weeks after its release.
Lennon revealed a rebellious nature and acerbic wit in his music, his writing, his drawings, on film, and in interviews, and he became controversial through his political activism. He moved to New York City in 1971, where his criticism of the Vietnam War resulted in a lengthy attempt by Richard Nixon’s administration to deport him, while his songs were adopted as anthems by the anti-war movement.
As of 2010, Lennon’s solo album sales in the United States exceed 14 million units, and as writer, co-writer or performer, he is responsible for 27 number one singles on the US Hot 100 chart. In 2002, a BBC poll on the 100 Greatest Britons voted him eighth, and in 2008, Rolling Stone ranked him the fifth greatest singer of all time. He was posthumously inducted into the Songwriters Hall of Fame in 1987 and into the Rock and Roll Hall of Fame in 1994.
8 Desember 1980, John Lennon tewas di depan apartemennya di New York setelah diterjang empat peluru yang ditembakkan Mark David Chapman. Tapi nama salah satu pendiri The Beatles ini masih tetap hidup di hati banyak orang, puluhan tahun setelah kematiannya

Jumat, 15 Juli 2011

Rock 'n' Roll

Rock and roll (sering ditulis sebagai rock 'n' roll) adalah genre musik yang berkembang di Amerika Serikat1940-an, dan mencapai puncak kepopuleran di awal tahun 1950-an. Dari Amerika Serikat, genre musik ini tersebar ke seluruh dunia. Rock and roll melahirkan berbagai macam subgenre yang secara keseluruhan dikenal sebagai musik rock. di akhir tahun

Ciri khas rock and roll adalah pada ketukan (beat) yang biasanya dipadu dengan lirik. Rock and roll menggunakan beat yang didasarkan salah satu ritme musik blues yang disebut boogie woogie ditambah aksen backbeat yang hampir selalu diisi pukulan snare drum. Versi klasik dari rock and roll dimainkan dengan satu atau dua gitar listrik, gitar bas listrik, dan drum set. Perangkat kibor sering dimainkan sebagai alat musik tambahan. Bila dimainkan dengan dua gitar listrik, gitar listrik yang dimainkan untuk memberi melodi disebut guitar lead, sedangkan gitar untuk memberi ritme dan harmoni disebut gitar ritme. Saksofon sering dijadikan instrumen melodi pada gaya rock and roll awal tahun 1950-an, tapi digantikan perannya oleh gitar elektrik di pertengahan tahun 1950-an. Di akhir tahun 1940-an, bentuk awal rock and roll bahkan memakai piano sebagai instrumen melodi. Salah satu cikal bakal rock and roll adalah musik boogie woogie dengan piano sebagai melodi, seperti permainan musik berbagai kelompok big band yang mendominasi dunia musik Amerika dekade 1940-an. Kepopuleran rock and roll secara massal dan mendunia ternyata menimbulkan dampak sosial yang tidak terduga. Rock and roll bukan saja memengaruhi gaya bermusik, tapi sekaligus gaya hidup, gaya berpakaian, dan bahasa. Selain sukses di dunia musik, bintang-bintang di periode awal rock and roll juga sukses di dunia film dan televisi. Elvis Presley, misalnya merupakan bintang rock and roll yang sukses sebagai bintang film dan televisi.

Istilah slang "rock and roll" sering dipakai orang berkulit hitam untuk menyebut "hubungan seks". Penyanyi wanita Trixie Smith pertama kali menggunakan istilah "rock and roll" dalam lagu "My Baby Rocks Me With One Steady Roll" yang diedarkan tahun 1922.